Kamis, 19 Januari 2012

Mengapa Python

Python merupakan bahasa pemrograman yang efisien namun tetap mudah dipelajari. Tersedia di banyak sistem operasi seperti Linux, Windows, Mac OS, Unix variant, hingga perangkat bergerak seperti Symbian dan Android.

Konektivitas Python dengan berbagai produk lainnya juga cukup lengkap. Ia dapat terhubung ke banyak database server seperti PostgreSQL, MySQL, Oracle, Firebird (a.k.a Interbase), hingga database file seperti DBase (DBF) dan SQLite. Bahkan di PostgreSQL Anda bisa membuat stored procedure dengan Python.

Untuk antarmuka grafis, Anda dapat menggunakan pustaka terkenal seperti Qt dan GTk. Sedangkan untuk aplikasi web, Anda bisa gunakan framework Django yang komplit, atau yang sederhana seperti webpy. Tidak puas dengan web server Apache ? Silahkan buat sendiri web server menggunakan Python.

Butuh solusi terpadu untuk akunting, pembelian, penjualan, hingga kepegawaian ? OpenERP bisa menjadi jawabannya. Ingin membuat game ? Anda bisa gunakan pustaka PyGame yang tersedia di banyak platform. Ini artinya jika Anda membuat game untuk Linux, idealnya dengan source yang sama bisa dijalankan juga di Windows. Suatu investasi yang berharga. Bahkan kini ada pustaka Kivy yang juga memanfaatkan PyGame dan memanjakan Anda menuju platform Android.

Ingin menyadap pembicaraan Yahoo Messenger ? Ups :) Anda bisa gunakan pustaka Scapy.

Python merupakan scripting, Anda bisa edit source dan langsung jalankan. Tidak perlu melalui proses kompilasi. Namun jika masih ingin membuat executable di Windows, Anda bisa gunakan Py2exe.

Source code Python mudah dibaca sehingga memudahkan pemeliharaan. Ini dikarenakan Python mewajibkan penggunaan margin untuk menyatakan awal dan akhir suatu blok program.

Python mendukung pemrograman berorientasi objek namun tidak mewajibkannya. Pada prakteknya tipe data string adalah suatu objek.
'hello'.upper()
menghasilkan HELLO. Mudah bukan ?

Butuh cerita sukses perusahaan yang telah menggunakan Python ? Anda bisa lihat Rumah Sakit Pertamina Jaya, Inalix, hingga Badan Tenaga Atom Nasional.

4 komentar: